- Home >
- Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
Posted by : Yulia Permata Sari
Sunday, November 8, 2015
Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
A.
Proses Perkembangan Islam di Indonesia
- Sejarah
Perkembangan Islam
Islam merupakan salah satu agama yang masuk dan berkembang di Indonesia.
Hal ini tentu bukanlah sesuatu yang asing bagi Anda, karena di media masa mungkin
Anda sudah sering mendengar atau membaca bahwa Indonesia adalah negara yang
memiliki penganut agama Islam terbesar di dunia.Agama Islam masuk ke
Indonesia dimulai dari daerah pesisir pantai, kemudian diteruskan ke daerah
pedalaman oleh para ulama atau penyebar ajaran Islam. Mengenai kapan Islam masuk
ke Indonesia dan siapa pembawanya terdapat beberapa teori yang mendukungnya.
Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia menurut Ahmad
Mansur Suryanegara dalam bukunya yang berjudul Menemukan Sejarah, terdapat 3
teori yaitu teori Gujarat, teori Makkah dan teori Persia.Ketiga teori tersebut
di atas memberikan jawaban tentang permasalah waktu masuknya Islam ke
Indonesia, asal negara dan tentang pelaku penyebar atau pembawa agama Islam ke
Nusantara.
a. Teori Gujarat
Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13 dan
pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori ini adalah:
1) Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran
Islam di Indonesia.
2) Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia –
Cambay – Timur Tengah – Eropa.
3) Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297 yang
bercorak khas Gujarat.
Pendukung teori Gujarat adalah Snouck Hurgronye, WF Stutterheim dan Bernard
H.M. Vlekke. Para ahli yang mendukung teori Gujarat, lebih memusatkan perhatiannya
pada saat timbulnya kekuasaan politik Islam yaitu adanya kerajaan Samudra Pasai.
Hal ini juga bersumber dari keterangan Marcopolo dari Venesia (Italia) yang pernah
singgah di Perlak ( Perureula) tahun 1292. Ia menceritakan bahwa di Perlak sudah
banyak penduduk yang memeluk Islam dan banyak pedagang Islam dari India yang
menyebarkan ajaran Islam.
Demikianlah penjelasan tentang teori Gujarat. Silahkan Anda simak teori berikutnya.
Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13 dan
pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori ini adalah:
1) Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran
Islam di Indonesia.
2) Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia –
Cambay – Timur Tengah – Eropa.
3) Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297 yang
bercorak khas Gujarat.
Pendukung teori Gujarat adalah Snouck Hurgronye, WF Stutterheim dan Bernard
H.M. Vlekke. Para ahli yang mendukung teori Gujarat, lebih memusatkan perhatiannya
pada saat timbulnya kekuasaan politik Islam yaitu adanya kerajaan Samudra Pasai.
Hal ini juga bersumber dari keterangan Marcopolo dari Venesia (Italia) yang pernah
singgah di Perlak ( Perureula) tahun 1292. Ia menceritakan bahwa di Perlak sudah
banyak penduduk yang memeluk Islam dan banyak pedagang Islam dari India yang
menyebarkan ajaran Islam.
Demikianlah penjelasan tentang teori Gujarat. Silahkan Anda simak teori berikutnya.
b. Teori Makkah
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lama
yaitu teori Gujarat.
Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan
pembawanya berasal dari Arab (Mesir).
Dasar teori ini adalah:
1) Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat
perkampungan Islam (Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah
mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan
berita Cina.
2) Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana pengaruh
mazhab Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah. Sedangkan
Gujarat/India adalah penganut mazhab Hanafi.
3) Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yaitu gelar tersebut berasal
dari Mesir.
Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold. Para ahli
yang mendukung teori ini menyatakan bahwa abad 13 sudah berdiri kekuasaan politik
Islam, jadi masuknya ke Indonesia terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke 7 dan yang
berperan besar terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.
Dari penjelasan di atas, apakah Anda sudah memahami? Kalau sudah paham simak
teori berikutnya.
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lama
yaitu teori Gujarat.
Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan
pembawanya berasal dari Arab (Mesir).
Dasar teori ini adalah:
1) Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat
perkampungan Islam (Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah
mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan
berita Cina.
2) Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana pengaruh
mazhab Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah. Sedangkan
Gujarat/India adalah penganut mazhab Hanafi.
3) Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yaitu gelar tersebut berasal
dari Mesir.
Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold. Para ahli
yang mendukung teori ini menyatakan bahwa abad 13 sudah berdiri kekuasaan politik
Islam, jadi masuknya ke Indonesia terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke 7 dan yang
berperan besar terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.
Dari penjelasan di atas, apakah Anda sudah memahami? Kalau sudah paham simak
teori berikutnya.
c.
Teori Persia
Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan pembawanya
berasal dari Persia (Iran).
Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam
Indonesia seperti:
1) Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein
cucu Nabi Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah/Islam Iran. Di
Sumatra Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut.
Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro.
2) Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari Iran yaitu
Al – Hallaj.
3) Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tandatanda
bunyi Harakat.
4) Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.
5) Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik. Leren adalah nama
salah satu Pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen dan P.A. Hussein
Jayadiningrat.
Ketiga teori tersebut, pada dasarnya masing-masing memiliki kebenaran dan kelemahannya. Maka itu berdasarkan teori tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai pada abad ke – 7 dan mengalami perkembangannya pada abad 13. Sebagai pemegang peranan dalam penyebaran
Islam adalah bangsa Arab, bangsa Persia dan Gujarat (India).
Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan pembawanya
berasal dari Persia (Iran).
Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam
Indonesia seperti:
1) Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein
cucu Nabi Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah/Islam Iran. Di
Sumatra Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut.
Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro.
2) Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari Iran yaitu
Al – Hallaj.
3) Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tandatanda
bunyi Harakat.
4) Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.
5) Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik. Leren adalah nama
salah satu Pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen dan P.A. Hussein
Jayadiningrat.
Ketiga teori tersebut, pada dasarnya masing-masing memiliki kebenaran dan kelemahannya. Maka itu berdasarkan teori tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai pada abad ke – 7 dan mengalami perkembangannya pada abad 13. Sebagai pemegang peranan dalam penyebaran
Islam adalah bangsa Arab, bangsa Persia dan Gujarat (India).
Proses penyebaran Islam di Indonesia atau proses Islamisasi tidak terlepas
dari
peranan para pedagang, mubaliqh/ulama, raja, bangsawan atau para adipati.
Di pulau Jawa, peranan mubaliqh dan ulama tergabung dalam kelompok para wali
yang dikenal dengan sebutan Walisongo atau wali sembilan yang terdiri dari:
peranan para pedagang, mubaliqh/ulama, raja, bangsawan atau para adipati.
Di pulau Jawa, peranan mubaliqh dan ulama tergabung dalam kelompok para wali
yang dikenal dengan sebutan Walisongo atau wali sembilan yang terdiri dari:
1.Maulana Malik Ibrahim
dikenal dengan nama Syeikh Maghribi menyebarkan Islam di Jawa Timur.
2.Sunan Ampel dengan nama asli Raden Rahmat menyebarkan Islam di daerah Ampel Surabaya.
3.Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel memiliki nama asli Maulana Makdum Ibrahim, menyebarkan Islam di Bonang (Tuban).
4.Sunan Drajat juga putra dari Sunan Ampel nama aslinya adalah Syarifuddin, menyebarkan Islam di daerah Gresik/Sedayu.
5.Sunan Giri nama aslinya Raden Paku menyebarkan Islam di daerah Bukit Giri (Gresik)
6.Sunan Kudus nama aslinya Syeikh Ja’far Shodik menyebarkan ajaran Islam di daerah Kudus.
7.Sunan Kalijaga nama aslinya Raden Mas Syahid atau R. Setya menyebarkan ajaran Islam di daerah Demak.
8.Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga nama aslinya Raden Umar Syaid menyebarkan islamnya di daerah Gunung Muria.
9.Sunan Gunung Jati nama aslinya Syarif Hidayatullah, menyebarkan Islam di Jawa Barat (Cirebon) Demikian sembilan wali yang sangat terkenal di pulau Jawa, Masyarakat Jawa
sebagian memandang para wali memiliki kesempurnaan hidup dan selalu dekat
dengan Allah, sehingga dikenal dengan sebutan Waliullah yang artinya orang yang
dikasihi Allah.
2.Sunan Ampel dengan nama asli Raden Rahmat menyebarkan Islam di daerah Ampel Surabaya.
3.Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel memiliki nama asli Maulana Makdum Ibrahim, menyebarkan Islam di Bonang (Tuban).
4.Sunan Drajat juga putra dari Sunan Ampel nama aslinya adalah Syarifuddin, menyebarkan Islam di daerah Gresik/Sedayu.
5.Sunan Giri nama aslinya Raden Paku menyebarkan Islam di daerah Bukit Giri (Gresik)
6.Sunan Kudus nama aslinya Syeikh Ja’far Shodik menyebarkan ajaran Islam di daerah Kudus.
7.Sunan Kalijaga nama aslinya Raden Mas Syahid atau R. Setya menyebarkan ajaran Islam di daerah Demak.
8.Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga nama aslinya Raden Umar Syaid menyebarkan islamnya di daerah Gunung Muria.
9.Sunan Gunung Jati nama aslinya Syarif Hidayatullah, menyebarkan Islam di Jawa Barat (Cirebon) Demikian sembilan wali yang sangat terkenal di pulau Jawa, Masyarakat Jawa
sebagian memandang para wali memiliki kesempurnaan hidup dan selalu dekat
dengan Allah, sehingga dikenal dengan sebutan Waliullah yang artinya orang yang
dikasihi Allah.
- Perkembangan Islam di Indonesia
Islam berkembang pada mulanya melalui
jalur perdagangan. Selain itu, penyebaran
Islam
dilakukan melalui metode antara lain :
a)
Perkawinan
Para pedagang yang menetap di Indonesia
membentuk perkampungan muslim.
Sebagian
dari pedagang tersebut kemudian menikah dengan penduduk setempat. Dari
pernikahan
inilah terjadi proses islamisasi.
b)
Pendidikan
Proses islamisasi melalui pendidikan
dilakukan melalui lembaga pendidikan
pesantren.
Para mubaligh mendirikan pondok pesantren sebagai tempat menempa
kader-kader
muslim.
c)
Dakwah di Kalangan
Masyarakat
Dakwah Islam di Jawa dilakukan oleh para
ulama yang terkenal dengan sebutan
Wali
Songo. Wali adalah orang yang telah mencapai tingkat pengetahuan dan
penghayatan
agama Islam yang sangat dalam dan sanggup berjuang demi kepentingan
Islam.
Di
daerah lain, dakwah dilakukan para ulama dan mubaligh, seperti Datuk Ri
Bandang,
Datuk
Sulaiman di Sumatra Barat dan Sulawesi Selatan, serta Tuanku Tunggang Ri
Parangan
di Kuta.
d)
Ajaran Tasawuf
Tasawuf diartikan mencari jalan memperoleh
kecintaan dan kesempurnaan rohani.
Tasawuf
merupakan disiplin rohani kaum sufi. Adapun cara yang ditempuh kaum sufi
untuk
mencari jalan Allah yaitu melalui tarikat, ma’rifat, dan hakikat. Perkembangan
aliran
tasawuf mulai tampak sekitar abad XVI - XVII. Bersamaan dengan ajaran tasawuf,
proses
pengajaran Islam disesuai kan dengan pola pikir masyarakat yang masih
dipengaruhi
agama Hindu dan Budha. Tokoh-tokoh tasawuf antara lain : Hamzah
Fansuri,
Syamsuddin al-Sumatrani, Nuruddin ar-Raniri, dan Abdul al-Rauf Sinkel.
Adapun
faktor penunjang mudahnya Islam berkembang di Indonesia, antara lain :
1.
Islam disebarkan dengan jalan damai
2.
Tidak adanya sistem kasta
3.
Upacara ritual keagamaan yang sederhana
4.
Kemudahan syarat bagi sesesorang yang
ingin masuk Islam
5.
Penyebaran Islam menyesuaikan kondisi sosial budaya yang ada
B.
MANFAAT DARI SEJARAH
PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
1.
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang sejarah perjuangan kaum muslimin
dalam
mengembangkan agama Islam di bumi nusantara.
2.
Dapat meneladani semangat juang dan pengorbanan kaum muslimin terdahulu dalam
rangka
menyebarkan agama Islam dan membela bangsa dan negara.
3.
Meneladani kecintaan kaum muslimin terdahulu kepada ilmu pengetahuan, baik
ilmu-ilmu
agama maupun ilmu-ilmu
umum.
4.
Meneladani kesuksesan dan menjadikan pelajaran atas kegagalan mereka.
C. CIRI
DAN CONTOH PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
Islam
berkembang di Indonesia dengan berbagai cara dan ciri yang berbeda dengan di
negara-negara
lain. Adapun ciri-ciri perkembangan Islam di Indonesia antara lain :
1.
Islam berkembang secara natural
Artinya agama Islam di
Indonesia berkembang secara alami, evolutif, berjalan apa adanya,
tidak ada paksaan dan
tidak pula dengan kekerasan. Pada mulanya Islam disampaikan
sebatas berita dan
informasi mengenai kebenaran yang hakiki.
2.
Islam berkembang secara kultural
Pendekatan yang diambil
oleh para ulama terdahulu dalam mengembangkan Islam adalah
pendekatan kultural.
Para ulama mengembangkan Islam melalui kebudayaan, baik seni
budaya maupun adat
istiadat yang secara substansial tidak bertentangan dengan ajaran
Islam.
3.
Islam berkembang secara persuasif
Islam dikembangkan tidak
dengan cara represif (kekerasan), melainkan dengan cara
persuasif dan
kekeluargaan. Tidak sedikit para ulama yang berhasil menaklukkan hati
seorang raja karena
kedekatan mereka secara pribadi dengan sang raja.
4.
Islam berkembang secara genetis
Interaksi genetis yaitu
perkawinan akan melahirkan generasi penerus perjuangan. Bahkan
melalu perkawinan
itulah, agama Islam dapat dengan mudah berkembang dan diterima
oleh masyarakat dengan
senang hati.
D. HIKMAH
PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
Hikmah
perkembangan Islam di Indonesia dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1.
Memberikan dorongan positif dalam menegakkan kebenaran
2.
Menumbuhkan sikap percaya diri dalam menyampaikan kebenaran
3.
Membangun dan menanamkan sikap konstruktif