- Home >
- Kasus Enron Corporation
Posted by : Yulia Permata Sari
Thursday, September 24, 2015
Enron Corporation
adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston, Texas,
Amerika Serikat. Enron didirikan pada 1930 sebagai Northern Natural Gas Company,
sebuah konsorsium dari Northern American Power and Light Company, Lone Star Gas
Company, dan United Lights and Railways Corporation. Kepemilikan konsorsium ini
secara bertahap dan pasti dibubarkan antara 1941 dan 1947 melalui penawaran
saham kepada publik. Pada 1979, Northern Natural Gas mengorganisir dirinya
sebagai sebuah holding company, InterNorth, yang menggantikan Northern Natural
Gas di Pasar Saham New York (New York Stock Exchange).
Sebelum bangkrutnya
pada akhir 2001, Enron mempekerjakan sekitar 21.000 orang pegawai dan merupakan
salah satu perusahaan terkemuka di dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur
kertas dan kertas, dan komunikasi. Enron mengaku penghasilannya pada tahun 2000
berjumlah $101 miliar. Fortune menamakan Enron "Perusahaan Amerika yang
Paling Inovatif" selama enam tahun berturut-turut.
Enron menjadi
sorotan masyarakat luas pada akhir 2001, ketika terungkapkan bahwa kondisi
keuangan yang dilaporkannya didukung terutama oleh penipuan akuntansi yang
sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara kreatif. Operasinya di Eropa
melaporkan kebangkrutannya pada 30 November 2001, dan dua hari kemudian, pada 2
Desember, di AS Enron mengajukan permohonan perlindungan Chapter 11. Saat itu,
kasus itu merupakan kebangkrutan terbesar dalam sejarah AS dan menyebabkan
4.000 pegawai kehilangan pekerjaan mereka
Tuntutan hukum
terhadap para direktur Enron, setelah skandal tersebut, sangat menonjol karena
para direkturnya menyelesaikan tuntutan tersebut dengan membayar sejumlah uang
yang sangat besar secara pribadi. Selain itu, skandal tersebut menyebabkan
dibubarkannya perusahaan akuntansi Arthur Andersen, yang akibatnya dirasakan di
kalangan dunia bisnis yang lebih luas. Enron masih ada sekarang dan
mengoperasikan segelintir aset penting dan membuat persiapan-persiapan untuk
penjualan atau spin-off sisa-sisa bisnisnya. Enron muncul dari kebangkrutan
pada November 2004 setelah salah satu kasus kebangkrutan terbesar dan paling
rumit dalam sejarah AS. Sejak itu, Enron menjadi lambang populer dari penipuan
dan korupsi korporasi yang dilakukan secara sengaja.
Jeffrey Skilling
menjelaskan kebangkrutan Enron disebabkan terganggunya proses bisnis akibat credit
rating perusahaan menurun pada November 2001. Hal ini dikarenakan sebagai
perusahaan trading, membutuhkan rating nilai investasi untuk melakukan
perdagangan dengan perusahaan lain. Tidak ada nilai yang baik, maka tidak akan
ada perdagangan (Eiteman, dkk, 2007).
Terjadinya
penurunan nilai rating investasi perusahaan disebabkan hutangnya yang terlalu
besar, yang sebelumnya tidak tercatat dalam neraca (off balance sheet) kemudian
diklasifikasikan ulang sehingga tercatat dalam neraca (on balance sheet).
Hutangnya tidak hanya sebesar $13 juta tetapi bertambah hingga sebesar $38
juta. Klasifikasi ulang dilakukan karena terdapat banyak special purpose entity
(SPEs) dan kerjasama yang tidak tercatat dalam neraca yang memiliki banyak
hutang. Sehingga terjadi ketidakcocokan saat dilakukan konsolidasi ulang yang
kemudian menyebabkan nilai ekuitas perusahaan jatuh (Eiteman, dkk, 2007).
Pada kasus Enron
ini, lembaga-lembaga eksternal juga ikut bertanggung jawab terjadinya kasus
tersebut. Diantaranya:
1.
Auditor. Arthur Andersen (satu dari lima perusahaan akuntansi terbesar) adalah
kantor akuntan Enron. Tugas dari Andersen adalah melakukan pemeriksaan dan
memberikan kesaksian apakah laporan keuangan Enron memenuhi GAAP (generally
accepted accounting practices). Andersen, disewa dan dibayar oleh Enron.
Andersen juga menyediakan konsultasi untuk Enron, dimana hal ini melebihi
wewenang dari akuntan publik umumnya. Selain itu Andersen mengalami konflik
kepentingan akibat pembayaran yang begitu besar dari Enron, $5 juta untuk biaya
audit dan $50 juta untuk biaya konsultasi.
2.
Konsultan hukum. Konsultan hukum Enron, khususnya Vinson & Elkins juga
disewa oleh Enron. Konsultan hukum ini bertanggungjawab untuk menyediakan opini
hukum atas strategi, struktur, dan legalitas umum atas semua yang dilakukan
oleh Enron. Sama dengan Andersen, saat ditanyakan mengapa tidak ikut
menghalangi ide dan aktivitas ilegal Enron, konsultan hukum ini menjelaskan
bahwa Enron tidak memberikan informasi yang lengkap, khususnya tentang kepemilikan
di SPEs.
3.
Regulator. Enron sebagai perusahaan yang melakukan perdagangan di pasar energi
diawasi oleh Federal Energy Regulatory Commission (FERC), akan tetapi FERC
tidak melakukan pengawasan secara mendalam. Hal ini dikarenakan Enron melakukan
aktivitasnya dalam perdagangan listrik tidak di satu negara, yaitu antar
negara.
4.
Pasar ekuitas. Sebagai perusahaan publik, Enron diharuskan mengikuti peraturan
dari SEC. Akan tetapi dalam pengawasannya SEC, tidak melakukan investigasi
secara mendalam atau melakukan konfirmasi ulang terhadap Enron. SEC hanya
mengandalkan pada testimoni yang dibuat oleh lembaga lain seperti auditor
perusahaan (Arthur Andersen). Sedangkan NYSE mengharuskan Enron memenuhi
peraturan perdagangan di NYSE. Berbeda dengan SEC, NYSE tidak hanya melakukan
verifikasi firsthand.
5.
Pasar hutang. Enron, seperti perusahaan lainnya menginginkan dan membutuhkan
sebuah nilai rating. Sehingga Enron membayar
Standard & Poors serta Moody’s untuk memberikan nilai rating. Rating
ini dibutuhkan untuk sekuritas hutang perusahaan yang diterbitkan dan
diperdagangkan di pasar. Yang menjadi masalah, perusahaan rating tersebut hanya
melakukan analisis sebatas pada data yang diberikan kepada mereka oleh Enron,
operasional dan aktivitas keuangan Enron. Terjadi perdebatan apakah perusahaan
rating harus memeriksa total hutang perusahaan atau tidak. Khususnya yang
berkaitan dengan SPEs.